Memiliki kamera DSLR baru sungguh menyenangkan bagi pecinta fotografi pemula, mulai hunting sana-sini, apa saja yang dijumpai inginnya langsung diabadikan, sampai-sampai dengan tidak sadar memory 16GB penuh. Namun beberapa bulan kemudian mulai merasa jenuh juga dengan hasil foto yang tampak biasa-biasa saja, tak ada yang istimewa, tanpa sentuhan kreatifitas. Kenapa bisa begitu, karena ternyata selama ini mode auto jadi andalan. Banyak pertanyaan yang muncul dikepala, kenapa juga harus membeli kamera DSLR yang cukup mahal, padahal dengan kamera digital pocket yang harganya relatif murahpun kita sudah dapat mengabadikan setiap momen dengan pencahayaan yang pas....???
Tanda tanya makin banyak muncul di kepala setelah melihat banyak hasil foto dari situs-situs foto sharing yang penuh dengan kreatifitas dan kesan yang dalam dan sesuai dengan keinginan. Setelah mencari-cari info, akhirnya ketemu juga jawabannya....
Ternyata dengan mode auto kita membiarkan diri dikendalikan oleh kecanggihan kamera yang bisa menentukan sendiri settingan yang pas untuk berbagai kondisi pencahayaan. Semangat baru muncul lagi, saatnya kita yang mengendalikan kamera dengan berbagai settingan yang disediakan dengan mode manual sehingga hasil foto akan sesuai dengan keinginan.
Tanda tanya makin banyak muncul di kepala setelah melihat banyak hasil foto dari situs-situs foto sharing yang penuh dengan kreatifitas dan kesan yang dalam dan sesuai dengan keinginan. Setelah mencari-cari info, akhirnya ketemu juga jawabannya....
Ternyata dengan mode auto kita membiarkan diri dikendalikan oleh kecanggihan kamera yang bisa menentukan sendiri settingan yang pas untuk berbagai kondisi pencahayaan. Semangat baru muncul lagi, saatnya kita yang mengendalikan kamera dengan berbagai settingan yang disediakan dengan mode manual sehingga hasil foto akan sesuai dengan keinginan.
Lalu apa saja settingan dasar yang wajib diketahui fotografer pemula?
Ada tiga settingan dasar exposure yang wajib diketahui dalam fotografi, yaitu Shutter Speed, Diafragma/Aperture, dan ISO. Dengan memahami tiga dasar exposure atau segitiga exposure, diharapkan foto yang dihasilkan pas, artinya tidak over exposure (foto terlalu terang) atau under exposure (foto terlalu gelap) dan tentunya sesuai dengan keinginan dan ide kreatifitas kita.
Berikut penjelasan tentang tiga dasar exposure:
1. Shutter Speed (Kecepatan Rana)
Di dalam body kamera di depan bidang film (untuk kamera film) atau di depan sensor gambar terdapat shutter/rana yang bisa membuka dan menutup dengan selang waktu tertentu. Lamanya waktu yang dibutuhkan shutter dari posisi tertutup kemudian terbuka sampai tertutup lagi disebut dengan Shutter Speed. Pada saat shutter terbuka, maka cahaya yang masuk melalui lensa akan mengenai bidang film atau sensor gambar yang kemudian merekamnya. Shutter speed dinyatakan dalam satuan detik, misalnya kita setting shutter speed pada angka 1/80 yang artinya shutter akan membuka lalu menutup kembali selama 1/80 detik. Pengaturan shutter speed bisa sangat cepat (misal: 1/1000 detik), sedang (1/80 detik), dan sangat lambat (30 detik).
Pengaturan cepat atau lambatnya shutter speed tergantung pada kondisi pencahayaan saat pemotretan atau untuk tujuan mendapatkan efek-efek tertentu pada hasil foto.
Beberapa hal yang perlu pahami dalam pengaturan shutter speed:
- Semakin cepat shutter semakin sedikit cahaya yang terekam sensor gambar, sehingga hasil foto akan lebih gelap.
- Semakin lambat shutter semakin banyak cahaya yang terekam sensor gambar, sehingga hasil foto akan lebih terang.
- Shutter cepat memberikan efek freeze atau membekukan gerakan.
- Shutter lambat bisa memberikan efek motion (kesan gerak), dan bila terlalu lambat akan mengakibatkan hasil foto kabur/blur dan tingkat ketajaman menurun.
2. Diafragma/Aperture
Di dalam lensa kamera terdapat suatu elemen yang tersusun atas lempengan logam tipis yang membentuk satu lubang yang dapat diatur besar kecilnya. Lubang tersebut yang dinamakan diafragma.
Diafragma pada lensa dilambangkan dengan huruf f yang diikuti dengan angka sebagai nilai besarnya bukaan diafragma, contohnya:
f/1, f/1.4, f/2.8, f/3.5, f/5.6, f/8, dst.
Besar kecilnya angka diafragma berbanding terbalik dengan besar kecilnya bukaan diafragma, artinya semakin besar angka diafragma semakin kecil bukaan diafragma, sebaliknya semakin kecil angka diafragma semakin besar bukaan diafragma. Dengan mengatur besar kecilnya lubang bukaan diafragma berarti kita mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melewati lensa.
Sebagai contoh, saat kita memotret subyek outdoor di siang hari dengan kondisi cahaya yang terang maka bukaan diafragma harus kecil dengan pengaturan angka diafragma besar sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan agar hasil foto tidak over exposure.
Beberapa hal yang perlu pahami dalam pengaturan bukaan diafragma:
- Semakin besar bukaan diafragma semakin banyak cahaya yang masuk, sehingga hasil foto akan lebih terang.
- Semakin kecil bukaan diafragma semakin sedikit cahaya yang masuk, sehingga hasil foto akan lebih gelap.
- Bukaan diafragma yang besar berakibat mempersempit ruang tajam (Depth of Field/DoF), sehingga subyek yang berada pada titik fokus akan tajam sedang latar belakang akan menjadi kabur atau blur.
- Bukaan diafragma kecil akan membuat memperlebar ruang tajam, sehingga ketajaman lebih merata.
3. ISO
ISO (International Standart Organization) adalah satuan untuk tingkat sensitifitas/kepekaan sensor gambar terhadap cahaya, dahulu disebut dengan ASA. Tingkat kepekaan sensor gambar tergantung pada besar kecilnya nilai ISO. Semakin tinggi nilai ISO maka semakin tinggi sensitifitas sensor gambar terhadap cahaya, yang artinya semakin cepat sensor gambar merekam subyek foto.
Beberapa hal yang perlu pahami dalam pengaturan nilai ISO:
- Semakin tinggi ISO semakin peka sensor gambar terhadap cahaya, sehingga hasil foto akan lebih terang.
- Semakin rendah ISO semakin kurang peka sensor gambar terhadap cahaya, sehingga hasil foto lebih gelap.
- Nilai ISO tinggi mengakibatkan efek noise berupa bintik-bintik yang mengganggu ketajaman pada hasil foto.
Setelah memahami tiga dasar exposure di atas tentunya kita berharap untuk bisa menghasilkan foto yang lebih baik dari sebelumnya. Bahkan mungkin sobat mulai ingin mencoba untuk memunculkan efek-efek tertentu dari foto yang akan dibuat, misalnya: membuat foto di siang hari agar tampak seperti sore hari, membekukan cipratan air, membuat aliran air seperti kapas, dll.
Beberapa hal yang perlu pahami dalam pengaturan bukaan diafragma:
- Semakin besar bukaan diafragma semakin banyak cahaya yang masuk, sehingga hasil foto akan lebih terang.
- Semakin kecil bukaan diafragma semakin sedikit cahaya yang masuk, sehingga hasil foto akan lebih gelap.
- Bukaan diafragma yang besar berakibat mempersempit ruang tajam (Depth of Field/DoF), sehingga subyek yang berada pada titik fokus akan tajam sedang latar belakang akan menjadi kabur atau blur.
- Bukaan diafragma kecil akan membuat memperlebar ruang tajam, sehingga ketajaman lebih merata.
3. ISO
ISO (International Standart Organization) adalah satuan untuk tingkat sensitifitas/kepekaan sensor gambar terhadap cahaya, dahulu disebut dengan ASA. Tingkat kepekaan sensor gambar tergantung pada besar kecilnya nilai ISO. Semakin tinggi nilai ISO maka semakin tinggi sensitifitas sensor gambar terhadap cahaya, yang artinya semakin cepat sensor gambar merekam subyek foto.
Beberapa hal yang perlu pahami dalam pengaturan nilai ISO:
- Semakin tinggi ISO semakin peka sensor gambar terhadap cahaya, sehingga hasil foto akan lebih terang.
- Semakin rendah ISO semakin kurang peka sensor gambar terhadap cahaya, sehingga hasil foto lebih gelap.
- Nilai ISO tinggi mengakibatkan efek noise berupa bintik-bintik yang mengganggu ketajaman pada hasil foto.
Setelah memahami tiga dasar exposure di atas tentunya kita berharap untuk bisa menghasilkan foto yang lebih baik dari sebelumnya. Bahkan mungkin sobat mulai ingin mencoba untuk memunculkan efek-efek tertentu dari foto yang akan dibuat, misalnya: membuat foto di siang hari agar tampak seperti sore hari, membekukan cipratan air, membuat aliran air seperti kapas, dll.
Tentunya untuk menguasai ketiga dasar exposure dan keterkaitan antara satu dengan yang lain perlu banyak berlatih sehingga lama-lama kita akan semakin mahir untuk dapat mengatur kamera dengan tepat sesuai dengan kondisi subyek dan menghasilkan foto yang sesuai dengan keinginan.
Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Selamat mencoba...
Salam Jepret....
Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Selamat mencoba...
Salam Jepret....
1 comments:
thanks gan artikelnya sangat bermanfaat bagi pemula .... dan hasil jepretannya jg makin bagus dan bisa berkreaasi sndiri tanpa memakai mode automatic terus :) salam rajalistrik.com
Post a Comment