Suhu Warna dan Setting White Balance dalam Fotografi

Pada saat pemotretan tentu saja kita ingin menangkap sebuah scene dengan hasil yang sama seperti yang kita lihat dengan mata kita. Sumber cahaya yang berbeda akan menghasilkan suhu warna yang berbeda. Sebagai contoh, cahaya yang berasal dari lampu neon akan menghasilkan cahaya berwarna hijau kebiruan, lampu tungsten-halogen menghasilkan warna kemerahan, dan cahaya matahari menghasilkan warna kebiruan.

Suhu warna cahaya ditentukan dengan satuan derajat Kelvin. Suhu yang rendah cenderung mengandung warna kemerahan dan makin tinggi suhu akan memunculkan warna kebiruan.
Suhu Warna dan Setting White Balance dalam Fotografi
Suhu Warna dalam Fotografi


Berikut panduan suhu warna dalam Kelvin :
  • 15.000 K - Langit kutub
  • 10.000 K - Langit biru
  • 9.000 K   - Langit biru malam hari
  • 7.000 K   - Langit mendung
  • 6.000 K   - Lampu kilat
  • 5.600 K   - Cahaya Matahari
  • 4.900 K   - Lampu neon
  • 4.200 K   - 2 jam setelah matahari terbit/sblm terbenam
  • 3.800 K   - 1 jam setelah matahari terbit/sblm terbenam
  • 3.200 K   - Lampu halogen
  • 2.800 K   - Lampu pijar
  • 2.200 K   - Matahari terbit/terbenam
  • 1.600 K   - Cahaya Lilin


Dalam dunia fotografi, penyesuaian suhu agar menghasilkan warna yang tepat menggunakan setting white balance (WB). Namun entah disadari atau tidak, fitur ini biasanya sering diabaikan, banyak fotografer yang malas belajar dan sudah cukup puas dengan setting auto white balance. Sebenarnya, saat ini fotografer tak harus merasa bingung dengan setting white balance secara manual karena kamera DSLR sekarang sudah memiliki fitur white balance yang sangat lengkap. Fitur white balance yang umumnya tersedia pada kamera DSLR antara lain: Auto, Tungsten, Fluorescent, Daylight, Cloudy, Flash, Shade, dan Manual. Jadi dengan adanya fitur WB, kita dapat dengan mudah menentukan setting WB dengan melihat sumber cahaya di lingkungan tempat kita melakukan pemotretan.

Dengan adanya fitur white balance yang sudah cukup lengkap tersebut, kenapa harus susah-susah mengatur white balance dengan mode manual?

Pertanyaan tersebut sering sekali muncul dan tentunya para pembaca juga mungkin memiliki pemikiran yang sama. Untuk seorang fotografer yang sudah sangat memahami suhu dan warna pastinya tidak cukup puas dengan hasil yang ditawarkan dari setting bawaan DSLR. Setting white balance secara manual dapat dilakukan dengan mengambil benda apa saja yang berwarna putih pada kondisi cahaya lingkungan saat pemotretan. Caranya dapat dilihat pada manual book, karena tiap merk kamera memiliki cara yang berbeda-beda.

Itulah sekilas mengenai suhu, warna dan setting white balance. Jangan bosan-bosan melakukan eksperimen untuk mengasah kemampuan fotografi anda. Gunakan berbagai fitur white balance yang tersedia berdasarkan cahaya lingkungan dan bandingkan hasilnya dengan setting manual. Selamat mencoba.

Sistem Kerja Kamera DSLR

Sering kali kita mendengar istilah kamera DSLR dan bertanya-tanya apa sih yang dimaksud dengan kamera DSLR itu?

Kepanjangan dari DSLR adalah Digital Single Lens Reflex. Jika diterjamahkan dalam bahasa Indonesia kurang lebih artinya kamera digital dengan satu cermin pantul. Sedangkan kata Digital disini mengacu pada jenis kamera yang sudah tidak menggunakan film negatif lagi tetapi telah menggunakan image sensor untuk menangkap gambar dan kemudian menyimpan hasilnya ke dalam memory card dengan format digital.

Cara Kerja Kamera DSLR

Bagaimana sebenarnya sistem kerja cermin pantul/Lens Reflektor, simak penjelasan berikut:

Saat melihat melalui viewfinder/jendela bidik kamera DSLR, cahaya dari obyek foto akan masuk melalui lensa hingga mengenai cermin pantul dan kemudian cahaya tersebut dipantulkan ke pentaprisma untuk selanjutnya diteruskan ke viewfinder atau jendela bidik. Sehingga apa yang terlihat di viewfinder adalah sama dengan hasil foto yang akan kita dapatkan.

Saat memotret dengan menekan tombol shutter release maka cermin pantul akan mengayun ke atas sehingga cahaya dari obyek akan langsung mengenai sensor gambar dari kamera, saat itu terjadi proses perekaman pada sensor gambar. Cermin pantul akan terbuka selama waktu shutter speed yang ditentukan, apabila proses telah selesai maka cermin pantul akan kembali ke posisi awal dan viewfinder bisa menampilkan gambar lagi.

Proses yang terjadi di sensor digital adalah cahaya yang mengenai sensor diolah oleh komputer (processor) yang ada pada kamera. Processor tersebut akan menganalisa informasi yang terekam pada sensor, kemudian mengubahnya ke dalam format digital dan menuliskan/menyimpan hasilnya ke dalam memory card.

Proses tersebut selalu terjadi apabila kita menekan tombol shutter atau melakukan pemotretan. Cepat atau lambatnya proses tergantung pada setelan shutter speed.

Perlu juga diketahui bahwa sensor gambar pada kamera DSLR berukuran besar dibanding dengan jenis kamera lain, sehingga dapat menghasilkan foto dengan kualitas yang lebih bagus dan tajam.

Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)

Teknik Multiple Exposure - Menggabungkan Beberapa Foto Langsung dari Kamera

Cara Fotografi Multiple Exposure - Menggabungkan Beberapa Foto Langsung dari Kamera
Perkembangan teknologi digital memungkinkan Anda merekam dua atau lebih gambar/adegan yang berbeda pada satu frame dengan menggunakan software foto editor, seperti Adobe Photoshop. Namun saat ini telah banyak produk kamera Digital SLR yang sudah memiliki fitur ini sehingga memungkinkan beberapa eksposure diterapkan pada satu frame tanpa membutuhkan software eksternal.

Jadi yang dimaksud dengan multiple exposure adalah merekam dua atau lebih adegan dan menggabungkannya dalam satu frame. Sebenarnya teknik multiple exposure ini bukanlah hal yang baru, bahkan sudah ada sejak zaman kamera film/analog. Teknik ini biasanya digunakan untuk merekam dua atau lebih adegan baik gerak maupun diam dalam satu frame dengan tujuan untuk menghasilkan gambar agar terlihat terlihat lebih dramatis, dinamis, dan artistik.

Bagaimana cara membuat foto dengan teknik multiple exposure langsung dari kamera?

Teknik Multiple Exposure - Menggabungkan Beberapa Foto Langsung dari Kamera
Multiple Exposure

Berikut tips dan cara foto multiple exposure langsung dari kamera

Syarat utama adalah jenis kamera digital yang Anda gunakan harus sudah memiliki fitur multiple exposure. Itu bisa dilihat kembali dari spesifikasi Kamera DSLR yang Anda miliki. Kalau ternyata kamera Anda tidak memiliki fitur tersebut namun sangat ingin mencoba teknik ini, ya harus segera ganti kamera atau pinjam dulu ke teman dalam komunitas Anda.

Tentukan kondisi cahaya yang baik agar menjamin keberhasilan eksperimen teknik multiple exposure. Cahaya yang mengenai subjek juga harus konstan, tidak berubah-ubah agar auto fokus dan lightmeter tetap terjaga.

Tentukan berapa frame yang akan ditumpuk ke dalam satu frame sesuaikan dengan subjek yang akan diambil. Imajinasikan subjek yang akan digabung untuk menentukan hasil kreatifitas dari foto. Umumnya kamera memiliki 2 sampai 10 frame pada fitur multiple exposure. Berapa banyak frame yang akan digabung dapat Anda tentukan sendiri sesuai dengan daya kreatifitas Anda.

Berlatih dengan sungguh-sungguh dan konsisten akan mengasah kemampuan Anda menggunakan teknik multiple esposure.

Selamat mencoba cara foto multiple exposure langsung dari kamera dan semoga bermanfaat bagi sobat fotografer semua.

Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)

Teknik Fotografi Panning

Teknik dan cara mudah foto panning - Definisi Fotografi panning adalah satu teknik fotografi yang memperlihatkan efek bergerak pada sebuah subyek bergerak yang dibekukan, dengan menciptakan background yang kabur/blur namun subyek utama tetap fokus dan tajam. Tingkat kesulitan dari teknik panning ini adalah bagaimana membekukan sebuah subyek yang bergerak cepat sehingga tampak tajam. Ciri utama sebuah foto yang menggunakan teknik panning adalah subyek yang bergerak berada pada fokus yang tajam sedangkan background terlihat blur sehingga kesan gerakan begitu tampak.

Cara mudah membuat foto panning diambil dengan menggerakkan kamera searah dan seirama dengan gerakan subyek. Namin dalam prakteknya sering kali kita mengalami kesulitan dan kegagalan yang membuat hasil foto tidak enak dilihat.

Berikut InShare Fotografi akan coba mengulas beberapa hal penting tentang cara dan teknik foto panning:

Pengaturan Shutter Speed
Siapkan kamera, atur pada mode shutter priority (Tv atau S) sehingga kita bisa mengeset shutter speed di angka yang diinginkan dan diafragma akan menyesuaikan dengan sendirinya. Gunakan shutter speed yang rendah dari biasanya, untuk latihan awal bisa mencoba pada speed 1/30sec. Perhatikan hasil foto yang didapat, jika subyek masih terlihat tajam namun background kurang blur gunakan speed yang lebih rendah dan sebaliknya. Untuk latihan disarankan menggunakan shutter speed antara 1/8sec sampai 1/60sec, namun itu bukanlah aturan baku, karena pengaturan shutter speed ini bergantung pada besar intensitas cahaya dan kecepatan subyek.

Pengaturan Fokus
dalam teknik foto panning anda bebas menggunakan pengaturan fokus, boleh memilih auto fokus maupun manual fokus. Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan pengaturan fokus. Untuk kamera dengan teknologi baru dengan sistem auto fokus yang mampu menangkap subyek dengan cepat tentunya akan lebih mudah menggunakan auto fokus. Namun jika kamera yang digunakan tidak memiliki sistem auto fokus atau memiliki sistem auto fokus yang tidak cukup cepat, pilihan manual fokus akan lebih tepat, dan tentu saja akan lebih tinggi tingkat kesulitannya. Lakukan pengesetan pra fokus (untuk manual fokus) dari tempat anda akan membidik dengan memperkirakan dimana subyek akan muncul.

Framing
Sebaiknya menerapkan frame yang cukup lebar dan jangan terlalu sempit, agar dalam prosesnya akan terasa cukup leluasa melakukan panning kamera dan subyek juga bisa utuh tertangkap dalam frame. Sebaiknya gunakan pilihan resolusi foto yang tertinggi, untuk mengantisipasi bila terpaksa harus melakukan proses cropping hasil foto masih terlihat baik.

Teknik Fotografi Panning
Foto Panning

Gerakan Panning Kamera
Pastikan kita berada pada posisi yang tepat dan tidak terhalang apapun agar panning kamera bisa mengikuti arah gerakan subyek dengan mulus. Gerakkan kamera tenang dan stabil seirama dengan kecepatan subyek tanpa kejutan agar subyek terlihat tajam.

Dari uraian di atas dapat rangkum menjadi beberapa point penting 7 Tips Foto Panning:
  1. Sebaiknya atur kamera pada mode Shutter Priority (Tv atau S), boleh manual.
  2. Gunakan shutter speed antara 1/8sec sampai dengan 1/60sec, namun tergantung dari besar intensitas cahaya dan kecepatan subyek.
  3. Cari lokasi yang baik untuk pengambilan, dan akan lebih baik lagi jika memiliki background berwarna-warni karena hasilnya akan tampak lebih menarik.
  4. Gerakkan kamera mengikuti subyek dengan menekan setengah tombol shutter release untuk mendapatkan fokus.
  5. Usahakan kamera bergerak lembut, tenang dan stabil; hindari gerakan kejut.
  6. Saat fokus dari subyek sudah didapat dan berada pada frame yang tepat, tekan penuh tombol release untuk mengambil gambar.
  7. Terakhir, untuk hasil yang memuaskan jangan pernah berhenti berlatih dan terus berlatih sampai benar-benar mahir.
Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
HPSR7KFUFCH9

Tiga Dasar Exposure

Memiliki kamera DSLR baru sungguh menyenangkan bagi pecinta fotografi pemula, mulai hunting sana-sini, apa saja yang dijumpai inginnya langsung diabadikan, sampai-sampai dengan tidak sadar memory 16GB penuh. Namun beberapa bulan kemudian mulai merasa jenuh juga dengan hasil foto yang tampak biasa-biasa saja, tak ada yang istimewa, tanpa sentuhan kreatifitas. Kenapa bisa begitu, karena ternyata selama ini mode auto jadi andalan. Banyak pertanyaan yang muncul dikepala, kenapa juga harus membeli kamera DSLR yang cukup mahal, padahal dengan kamera digital pocket yang harganya relatif murahpun kita sudah dapat mengabadikan setiap momen dengan pencahayaan yang pas....???

Tanda tanya makin banyak muncul di kepala setelah melihat banyak hasil foto dari situs-situs foto sharing yang penuh dengan kreatifitas dan kesan yang dalam dan sesuai dengan keinginan. Setelah mencari-cari info, akhirnya ketemu juga jawabannya....
Ternyata dengan mode auto kita membiarkan diri dikendalikan oleh kecanggihan kamera yang bisa menentukan sendiri settingan yang pas untuk berbagai kondisi pencahayaan. Semangat baru muncul lagi, saatnya kita yang mengendalikan kamera dengan berbagai settingan yang disediakan dengan mode manual sehingga hasil foto akan sesuai dengan keinginan.
Kembang Api

Lalu apa saja settingan dasar yang wajib diketahui fotografer pemula?

Ada tiga settingan dasar exposure yang wajib diketahui dalam fotografi, yaitu Shutter Speed, Diafragma/Aperture, dan ISO. Dengan memahami tiga dasar exposure atau segitiga exposure, diharapkan foto yang dihasilkan pas, artinya tidak over exposure (foto terlalu terang) atau under exposure (foto terlalu gelap) dan tentunya sesuai dengan keinginan dan ide kreatifitas kita.

Berikut penjelasan tentang tiga dasar exposure:

1. Shutter Speed (Kecepatan Rana)

Di dalam body kamera di depan bidang film (untuk kamera film) atau di depan sensor gambar terdapat shutter/rana yang bisa membuka dan menutup dengan selang waktu tertentu. Lamanya waktu yang dibutuhkan shutter dari posisi tertutup kemudian terbuka sampai tertutup lagi disebut dengan Shutter Speed. Pada saat shutter terbuka, maka cahaya yang masuk melalui lensa akan mengenai bidang film atau sensor gambar yang kemudian merekamnya. Shutter speed dinyatakan dalam satuan detik, misalnya kita setting shutter speed pada angka 1/80 yang artinya shutter akan membuka lalu menutup kembali selama 1/80 detik. Pengaturan shutter speed bisa sangat cepat (misal: 1/1000 detik), sedang (1/80 detik), dan sangat lambat (30 detik).
Pengaturan cepat atau lambatnya shutter speed tergantung pada kondisi pencahayaan saat pemotretan atau untuk tujuan mendapatkan efek-efek tertentu pada hasil foto.

Beberapa hal yang perlu pahami dalam pengaturan shutter speed:
- Semakin cepat shutter semakin sedikit cahaya yang terekam sensor gambar, sehingga hasil foto akan lebih gelap.
- Semakin lambat shutter semakin banyak cahaya yang terekam sensor gambar, sehingga hasil foto akan lebih terang.
- Shutter cepat memberikan efek freeze atau membekukan gerakan.
- Shutter lambat bisa memberikan efek motion (kesan gerak), dan bila terlalu lambat akan mengakibatkan hasil foto kabur/blur dan tingkat ketajaman menurun.

2. Diafragma/Aperture

Di dalam lensa kamera terdapat suatu elemen yang tersusun atas lempengan logam tipis yang membentuk satu lubang yang dapat diatur besar kecilnya. Lubang tersebut yang dinamakan diafragma.
Diafragma pada lensa dilambangkan dengan huruf f yang diikuti dengan angka sebagai nilai besarnya bukaan diafragma, contohnya:

f/1, f/1.4, f/2.8, f/3.5, f/5.6, f/8, dst.

Besar kecilnya angka diafragma berbanding terbalik dengan besar kecilnya bukaan diafragma, artinya semakin besar angka diafragma semakin kecil bukaan diafragma, sebaliknya semakin kecil angka diafragma semakin besar bukaan diafragma. Dengan mengatur besar kecilnya lubang bukaan diafragma berarti kita mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melewati lensa.
Sebagai contoh, saat kita memotret subyek outdoor di siang hari dengan kondisi cahaya yang terang maka bukaan diafragma harus kecil dengan pengaturan angka diafragma besar sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan agar hasil foto tidak over exposure.

Beberapa hal yang perlu pahami dalam pengaturan bukaan diafragma:
- Semakin besar bukaan diafragma semakin banyak cahaya yang masuk, sehingga hasil foto akan lebih terang.
- Semakin kecil bukaan diafragma semakin sedikit cahaya yang masuk, sehingga hasil foto akan lebih gelap.
- Bukaan diafragma yang besar berakibat mempersempit ruang tajam (Depth of Field/DoF), sehingga subyek yang berada pada titik fokus akan tajam sedang latar belakang akan menjadi kabur atau blur.
- Bukaan diafragma kecil akan membuat memperlebar ruang tajam, sehingga ketajaman lebih merata.

3. ISO

ISO (International Standart Organization) adalah satuan untuk tingkat sensitifitas/kepekaan sensor gambar terhadap cahaya, dahulu disebut dengan ASA. Tingkat kepekaan sensor gambar tergantung pada besar kecilnya nilai ISO. Semakin tinggi nilai ISO maka semakin tinggi sensitifitas sensor gambar terhadap cahaya, yang artinya semakin cepat sensor gambar merekam subyek foto.

Beberapa hal yang perlu pahami dalam pengaturan nilai ISO:
- Semakin tinggi ISO semakin peka sensor gambar terhadap cahaya, sehingga hasil foto akan lebih terang.
- Semakin rendah ISO semakin kurang peka sensor gambar terhadap cahaya, sehingga hasil foto lebih gelap.
- Nilai ISO tinggi mengakibatkan efek noise berupa bintik-bintik yang mengganggu ketajaman pada hasil foto.

Setelah memahami tiga dasar exposure di atas tentunya kita berharap untuk bisa menghasilkan foto yang lebih baik dari sebelumnya. Bahkan mungkin sobat mulai ingin mencoba untuk memunculkan efek-efek tertentu dari foto yang akan dibuat, misalnya: membuat foto di siang hari agar tampak seperti sore hari, membekukan cipratan air, membuat aliran air seperti kapas, dll.
Tentunya untuk menguasai ketiga dasar exposure dan keterkaitan antara satu dengan yang lain perlu banyak berlatih sehingga lama-lama kita akan semakin mahir untuk dapat mengatur kamera dengan tepat sesuai dengan kondisi subyek dan menghasilkan foto yang sesuai dengan keinginan.

Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)

Selamat mencoba...
Salam Jepret....

Memahami Rule Of Thirds Dalam Fotografi

Dalam bidang visual termasuk juga fotografi, ada dua jenis komposisi yang wajib diketahui yaitu: komposisi statis dan komposisi dinamis. Komposisi statis adalah meletakkan subyek di tengah bidang, sedangkan komposisi dinamis adalah dengan meletakkan subyek cenderung agak ke pinggir dari bidang.

"Rule of Third" atau aturan sepertiga merupakan satu aturan klasik mengenai komposisi, yaitu dengan membagi bidang horisontal dan bidang vertikal menjadi 3 bagian dengan cara menempatkan dua garis pada bidang horisontal dan vertikal sehingga menghasilkan 9 bagian. Dari situ akan didapatkan 4 buah titik pertemuan antara garis vertikal dan horisontal yang disebut dengan Potongan Kencana (Golden Section). Aturan komposisi ini ternyata sudah sejak lama diterapkan oleh pelukis-pelukis Eropa pada abad pertengahan.


Sebagai contoh saat kita mengambil gambar landscape, penempatan garis batas cakrawala merupakan sesuatu yang sangat penting. Garis cakrawala yang diletakkan di tengah akan membagi bidang gambar menjadi dua bagian yang sama besar/simetris, sehingga selain terasa statis juga tidak mengajak penonton untuk merasakan kesan tertentu.
Dengan "rule of third", misalnya subyek gambar adalah pemandangan laut dengan menempatkan garis cakrawala pada 1/3 bagian atas dari bidang gambar, di sini jelas fotografer ingin bercerita tentang perahu-perahu nelayan, ketenangan laut, kedahsyatan gelombang dan sebagainya tergantung situasi saat itu. Peran langit yang merupakan bagian kecil dari gambar menjadi pelengkap yang mendukung suasana dalam gambar.
Sebaliknya jika kita menempatkan garis cakrawala pada bagian bawah bidang gambar, langitlah  yang menjadi subyek, kita bisa menonjolkan keindahan langit senja atau birunya langit yang menguasai lautan.

Dimana kita menempatkan garis cakrawala tentunya ada alasan untuk menonjolkan sesuatu sehingga dapat menciptakan foto yang mengesankan. Kita juga harus mempertimbangkan apakah ada sesuatu yang mengganggu, misalnya langit yang begitu terang dan kosong dijadikan subyek gambar.

Namun "Rule of third" bukanlah aturan baku, hanya sebagai panduan saja. Penerapannya tidak harus benar-benar akurat menempatkan "Point of Interest" tepat pada "Golden Section" sehingga akan membatasi kreatifitas. Komposisi adalah rasa, sehingga tidak ada aturan yang boleh membatasi.

Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)

Sedikit paparan ini semoga bermanfaat....
Salam Jepret...

Jenis-jenis Lensa

Lensa merupakan bagian penting dari kamera yang tersusun atas elemen-elemen optik yang berfungsi untuk menangkap gambar yang berada di depan kamera sehingga bisa diteruskan ke sensor gambar atau film. Pada kamera prosumer/kamera saku biasanya keberadaan lensa menyatu dengan body kamera sehingga tidak bisa diganti. Berbeda dengan pemilik kamera SLR atau DSLR (untuk yang digital), kamera SLR memberikan keleluasaan bagi pemiliknya untuk mengganti lensanya dengan jenis tertentu. Dengan demikian kita lebih bisa berkreasi untuk menghasilkan efek tertentu pada subyek yang difoto.

Jenis lensa dapat diketahui dari focal length/panjang fokalnya. Panjang fokal dari sebuah lensa biasanya tertulis di bagian depan dalam satuan milimeter(mm), misalnya: 50mm. Sehingga bisa diartikan bahwa panjang fokal adalah jarak antara lensa dan bidang film pada saat lensa tersebut fokus pada titik tak terhingga. Biasanya kamera SLR yang kita beli sudah dilengkapi dengan lensa kit, lensa tersebut biasanya berupa lensa zoom yang mempunyai rentang fokal antara 18-55mm.

Berikut jenis-jenis lensa menurut focal length / panjang fokalnya:

1. Lensa Normal / Standar
Adalah lensa yang mempunyai panjang fokal 50mm, disebut normal karena lensa tersebut mempunyai sudut pandang yang hampir sama dengan pandangan manusia.

2. Lensa Wide / sudut lebar
Adalah lensa yang mempunyai panjang fokal pendek atau kurang dari 50mm, misal: 12mm, 18mm, 24mm, 35mm, dll. Lensa tersebut mempunyai sudut pandang lebih lebar dari pandangan manusia. Making pendek focal-length makin lebar sudut pandangnya. Lensa ini cocok untuk pengambilan foto landscape.

3. Lensa Tele
Adalah lensa yang mempunyai panjang fokal lebih dari 50mm, misal: 70mm, 105mm, 300mm, dll. Lensa tersebut mempunyai sudut pandang lebih sempit dari pandangan manusia. Makin panjang focal-length makin sempit sudut pandangnya. Cocok untuk foto jarak jauh atau telephoto.




Sedangkan menurut desain fokalnya, lensa dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Lensa Fix / Fixed Focal Length
Merupakan lensa dengan panjang fokal tetap. Lensa ini juga tersedia dalam berbagai ukuran panjang fokal:
- Lensa Fix Wide-Angle (20mm, 35mm)
- Lensa Fix normal/prime (50mm)
- Lensa Fix Telephoto (105mm, 400mm)

2. Lensa Zoom
Adalah lensa dengan panjang fokal yang bisa diubah-ubah, misal: 18-55mm, 18-105mm, 70-300mm, dan lain-lain. Kelebihan dari lensa zoom adalah dalam hal kepraktisan karena dengan satu lensa bisa mendapatkan variasi fokal untuk kebutuhan fotografi dan perspektif yang diinginkan.

Biasanya hasil foto dari lensa zoom memang tidak bisa sebaik lensa fix. Hal ini dikarenakan menurunkan ketajaman akibat rumitnya susunan optik dalam lensa zoom.

Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)



Semoga bermanfaat....
Salam Jepret....

Jenis-jenis Kamera

Saat ini banyak sekali kita jumpai berbagai macam jenis dan model kamera. Mulai dari yang sederhana sampai yang sangat canggih, dari yang harganya murah sampai yang sangat mahal. Untuk mengetahui jenis-jenis kamera ada beberapa kategori.

Berikut jenis-jenis kamera berdasarkan kategori yang wajib sobat ketahui.

1. Jenis kamera berdasarkan media penangkap sinar/cahaya
 
Kamera Film 
Kamera ini menggunakan pita seluloid sebagai media penangkap cahaya.
 
Adapun jenis film dibagi lagi berdasarkan ukuran panjang diagonalnya:
     a. Small format (35mm)
     b. Medium format (100-120mm)
     c. Large format
 
Dari ketiga format film di atas, yang paling populer adalah format 35mm atau biasa           disebut film 135.
 
Kamera Polaroid
 
Kamera jenis ini menggunakan lembaran polaroid sebagai media penangkap cahaya dan langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu lagi melakukan proses cuci cetak film.
 
Kamera digital

Kamera jenis ini memakai image-sensor atau sensor gambar sebagai media penangkap cahaya dan media penyimpanannya menggunakan memory card. 

 
2. Jenis kamera berdasarkan teknologi viewfinder
 
Pocket Camera/Kamera saku

Jenis kamera yang paling banyak digunakan orang. Kebanyakan menggunakan setelan serba otomatis atau memiliki sedikit setelan manual. Cahaya yang melewati lensa langsung membakar media penangkap gambar. Kelemahan dari kamera ini adalah lensa tidak bisa diganti, selain itu adalah gambar yang terlihat oleh mata melalui viewfinder/jendela bidik akan berbeda dengan hasil foto yang didapat, karena ada perbedaan antara pandangan pemotret dengan pandangan lensa. Perbedaan tersebut disebut paralaks.
 
Kamera TLR (Twin Lens Reflex)
 
Disebut juga kamera refleks lensa ganda. Jendela bidik/viewfinder yang diberikan lensa identik dengan lensa di bawahnya. Kesalahan paralaks masih ditimbulkan sebab sudut dan posisi kedua lensa tidak sama.
 
Kamera SLR (Single Lens Reflex)

Untuk kamera digital biasa disebut Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex). Kamera jenis ini sangat populer digunakan fotografer profesional, amatir maupun yang sekedar menyalurkan hobi. Kesalahan paralaks tidak terjadi pada kamera jenis ini karena memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang terlihat oleh pemotret dari jendela bidik sama dengan yang ditangkap oleh film. Kelebihan lain dari kamera ini adalah lensa yang dapat diganti.

Demikian sobat fotografer, kalau punya ulasan yang lebih lengkap bisa share melalui komentar...


Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)


Hoaaahmmmmm.......ngantuk....
Salam jepret..dan selamat malam....

Definisi Fotografi

Fotografi berasal dari kata foto = sinar dan grafi = melukis, jadi fotografi berarti melukis dengan sinar. Fotografi juga merupakan sebuah seni, seperti seni yang lain fotografi bisa menjadi media komunikasi. Sangat sedikit orang membuat foto hanya untuk dinikmati sendiri, hampir semua orang membuat foto dengan tujuan agar orang lain bisa melihat apa yang dilihatnya melalui kamera. Apalagi saat ini banyak sekali media online untuk sharing foto sehingga dapat dinikmati oleh orang lain yang mengaksesnya.


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah lepas dari dunia fotografi, baik itu secara langsung maupun tidak langsung. Setiap saat kita pasti melihat foto, baik itu di koran, majalah, brosur-brosur, pamflet, spanduk, kalender, internet, dan media-media yang lain.


Saat ini banyak sekali orang yang memilliki kamera sebagai akibat dari kemajuan teknologi yang sangat pesat dalam pembuatan alat foto. Bahkan memotret sudah menjadi kegiatan wajib dan sangat mudah dilakukan, karena saat ini banyak sekali produk-produk kamera yang sangat murah dan juga mudah untuk dioperasikan dengan banyak fungsi yang serba otomatis. Karena begitu mudahnya sehingga anak kecilpun bisa memotret. Apalagi sekarang alat foto/kamera sudah menjadi fitur multimedia di berbagai alat komunikasi, seperti handphone, smartphone, laptop, dan lain-lain.


Banyak orang bisa memotret, namun yang benar-benar pantas disebut pemotret/fotografer sebenarnya hanya sedikit saja. Fotografer yang baik bukan hanya sekedar bisa mengoperasikan kamera saja tetapi juga harus berjiwa seniman yang harus mampu mengekspresikan ide-ide melalui hasil karya foto. Bagaimanapun canggihnya kamera yang dipakai, tanpa bekal pengetahuan yang baik tentang fotografi mustahil orang bisa menghasilkan foto yang baik dan bernilai seni.


Sebuah foto yang bernilai seni dihasilkan oleh kreatifitas seorang fotografer yang ditunjang dengan kemampuan mengoperasikan kamera. Maka menjadi syarat utama untuk memperdalam pengetahuan dan ketrampilan tentang fotografi agar kita dapat menghasilkan foto yang bernilai seni dan dapat menjadi media komunikasi yang baik bagi orang yang melihatnya.
Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)

Demikian sedikit pengantar tentang fotografi, semoga bermanfaat.
Salam Jepret....