Teknik Multiple Exposure - Menggabungkan Beberapa Foto Langsung dari Kamera

Cara Fotografi Multiple Exposure - Menggabungkan Beberapa Foto Langsung dari Kamera
Perkembangan teknologi digital memungkinkan Anda merekam dua atau lebih gambar/adegan yang berbeda pada satu frame dengan menggunakan software foto editor, seperti Adobe Photoshop. Namun saat ini telah banyak produk kamera Digital SLR yang sudah memiliki fitur ini sehingga memungkinkan beberapa eksposure diterapkan pada satu frame tanpa membutuhkan software eksternal.

Jadi yang dimaksud dengan multiple exposure adalah merekam dua atau lebih adegan dan menggabungkannya dalam satu frame. Sebenarnya teknik multiple exposure ini bukanlah hal yang baru, bahkan sudah ada sejak zaman kamera film/analog. Teknik ini biasanya digunakan untuk merekam dua atau lebih adegan baik gerak maupun diam dalam satu frame dengan tujuan untuk menghasilkan gambar agar terlihat terlihat lebih dramatis, dinamis, dan artistik.

Bagaimana cara membuat foto dengan teknik multiple exposure langsung dari kamera?

Teknik Multiple Exposure - Menggabungkan Beberapa Foto Langsung dari Kamera
Multiple Exposure

Berikut tips dan cara foto multiple exposure langsung dari kamera

Syarat utama adalah jenis kamera digital yang Anda gunakan harus sudah memiliki fitur multiple exposure. Itu bisa dilihat kembali dari spesifikasi Kamera DSLR yang Anda miliki. Kalau ternyata kamera Anda tidak memiliki fitur tersebut namun sangat ingin mencoba teknik ini, ya harus segera ganti kamera atau pinjam dulu ke teman dalam komunitas Anda.

Tentukan kondisi cahaya yang baik agar menjamin keberhasilan eksperimen teknik multiple exposure. Cahaya yang mengenai subjek juga harus konstan, tidak berubah-ubah agar auto fokus dan lightmeter tetap terjaga.

Tentukan berapa frame yang akan ditumpuk ke dalam satu frame sesuaikan dengan subjek yang akan diambil. Imajinasikan subjek yang akan digabung untuk menentukan hasil kreatifitas dari foto. Umumnya kamera memiliki 2 sampai 10 frame pada fitur multiple exposure. Berapa banyak frame yang akan digabung dapat Anda tentukan sendiri sesuai dengan daya kreatifitas Anda.

Berlatih dengan sungguh-sungguh dan konsisten akan mengasah kemampuan Anda menggunakan teknik multiple esposure.

Selamat mencoba cara foto multiple exposure langsung dari kamera dan semoga bermanfaat bagi sobat fotografer semua.

Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)

Teknik Fotografi Panning

Teknik dan cara mudah foto panning - Definisi Fotografi panning adalah satu teknik fotografi yang memperlihatkan efek bergerak pada sebuah subyek bergerak yang dibekukan, dengan menciptakan background yang kabur/blur namun subyek utama tetap fokus dan tajam. Tingkat kesulitan dari teknik panning ini adalah bagaimana membekukan sebuah subyek yang bergerak cepat sehingga tampak tajam. Ciri utama sebuah foto yang menggunakan teknik panning adalah subyek yang bergerak berada pada fokus yang tajam sedangkan background terlihat blur sehingga kesan gerakan begitu tampak.

Cara mudah membuat foto panning diambil dengan menggerakkan kamera searah dan seirama dengan gerakan subyek. Namin dalam prakteknya sering kali kita mengalami kesulitan dan kegagalan yang membuat hasil foto tidak enak dilihat.

Berikut InShare Fotografi akan coba mengulas beberapa hal penting tentang cara dan teknik foto panning:

Pengaturan Shutter Speed
Siapkan kamera, atur pada mode shutter priority (Tv atau S) sehingga kita bisa mengeset shutter speed di angka yang diinginkan dan diafragma akan menyesuaikan dengan sendirinya. Gunakan shutter speed yang rendah dari biasanya, untuk latihan awal bisa mencoba pada speed 1/30sec. Perhatikan hasil foto yang didapat, jika subyek masih terlihat tajam namun background kurang blur gunakan speed yang lebih rendah dan sebaliknya. Untuk latihan disarankan menggunakan shutter speed antara 1/8sec sampai 1/60sec, namun itu bukanlah aturan baku, karena pengaturan shutter speed ini bergantung pada besar intensitas cahaya dan kecepatan subyek.

Pengaturan Fokus
dalam teknik foto panning anda bebas menggunakan pengaturan fokus, boleh memilih auto fokus maupun manual fokus. Ada beberapa pertimbangan dalam menentukan pengaturan fokus. Untuk kamera dengan teknologi baru dengan sistem auto fokus yang mampu menangkap subyek dengan cepat tentunya akan lebih mudah menggunakan auto fokus. Namun jika kamera yang digunakan tidak memiliki sistem auto fokus atau memiliki sistem auto fokus yang tidak cukup cepat, pilihan manual fokus akan lebih tepat, dan tentu saja akan lebih tinggi tingkat kesulitannya. Lakukan pengesetan pra fokus (untuk manual fokus) dari tempat anda akan membidik dengan memperkirakan dimana subyek akan muncul.

Framing
Sebaiknya menerapkan frame yang cukup lebar dan jangan terlalu sempit, agar dalam prosesnya akan terasa cukup leluasa melakukan panning kamera dan subyek juga bisa utuh tertangkap dalam frame. Sebaiknya gunakan pilihan resolusi foto yang tertinggi, untuk mengantisipasi bila terpaksa harus melakukan proses cropping hasil foto masih terlihat baik.

Teknik Fotografi Panning
Foto Panning

Gerakan Panning Kamera
Pastikan kita berada pada posisi yang tepat dan tidak terhalang apapun agar panning kamera bisa mengikuti arah gerakan subyek dengan mulus. Gerakkan kamera tenang dan stabil seirama dengan kecepatan subyek tanpa kejutan agar subyek terlihat tajam.

Dari uraian di atas dapat rangkum menjadi beberapa point penting 7 Tips Foto Panning:
  1. Sebaiknya atur kamera pada mode Shutter Priority (Tv atau S), boleh manual.
  2. Gunakan shutter speed antara 1/8sec sampai dengan 1/60sec, namun tergantung dari besar intensitas cahaya dan kecepatan subyek.
  3. Cari lokasi yang baik untuk pengambilan, dan akan lebih baik lagi jika memiliki background berwarna-warni karena hasilnya akan tampak lebih menarik.
  4. Gerakkan kamera mengikuti subyek dengan menekan setengah tombol shutter release untuk mendapatkan fokus.
  5. Usahakan kamera bergerak lembut, tenang dan stabil; hindari gerakan kejut.
  6. Saat fokus dari subyek sudah didapat dan berada pada frame yang tepat, tekan penuh tombol release untuk mengambil gambar.
  7. Terakhir, untuk hasil yang memuaskan jangan pernah berhenti berlatih dan terus berlatih sampai benar-benar mahir.
Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
HPSR7KFUFCH9

Tips Fotografi Slow Speed: Cara Foto Kembang Api

Teknik Foto Kembang Api - Memotret kembang api merupakan hal yang umum dilakukan saat tahun baru maupun saat acara konser musik. Kegiatan ini cukup mengasikkan dan tidak terlalu sulit bagi yang sudah ahli. 

 Bagaimana dengan fotografer pemula, apakah hal tersebut sulit dilakukan?

Nah, berikut insharefotografi akan mengulas beberapa tips untuk memotret kembang api agar terlihat bagus dan tidak biasa-biasa saja.

Untuk memotret kembang api tentunya kita harus mengetahui terlebih dulu dimana tempat akan diadakannya pesta kembang api. Setelah itu baru cari tempat untuk mendapatkan angel terbaik agar bisa mengambil titik dimana kembang api memancar dan objek apa saja yang ingin dimunculkan dalam frame. Setelah menemukan konsep dengan lokasi yang tepat, siapkan tripod untuk mencegah goncangan agar hasil foto terlihat tajam walaupun menggunakan slow speed (namun tidak wajib).

Settingan kamera

Matikan fungsi flash di kamera, karena flash tidak dibutuhkan sama sekali saat pemotretan kembang api; matikan autofokus; pilih manual mode untuk mengontrol eksposure sesuai dengan keinginan; pilih ISO 100 atau 200 untuk menghindari noise; bukaan diafragma f/8 sampai f/18 agar foto terlihat tajam; shutter speed atur paling cepat 30 detik atau bulb untuk mendapatkan efek pancaran kembang api terlihat mulai dari saat menyala sampaai padam. Setingan tersebut juga tidak mutlak, hanya sebagai dasar saja.

Slow Speed Fotografi
Teknik Slow Speed

Resolusi besar untuk foto kembang api

Penggunaan resolusi yang besar adalah untuk mendapatkan hasil yang tetap terjaga baik saat dilakukan proses cropping pada foto. Proses cropping biasa dilakukan saat pengambilan foto di area gelap, karena komposisi yang masuk dalam frame biasanya tidak terlihat.

Pilihan Lensa

Sebaiknya menggunakan lensa wide (sudut lebar) dalam pemotretan kembang api, ini penting untuk pengambilan yang menyertakan objek lain dalam frame atau jika dalam pesta kembang api tersebut banyak yang dinyalakan bersama sehingga banyak titik pancaran dapat tercover ke dalam frame. Penggunaan lensa tele juga baik untuk pengambilan satu atau dua titik pancaran kembang api. Jadi terserah bagaimana konsep masing-masing.

Memotret sebanyak mungkin

Biasanya pesta kembang api hanya pada momen-momen tertentu saja, jadi bila mendapati momen tersebut jangan ragu untuk mengambil foto sebanyak mungkin sambil belajar setting kamera dan pemahaman eksposure. Alasan lain adalah jika kita menggunakan DSLR kan tidak perlu membeli film, jadi ambil foto sebanyak mungkin untuk mendapatkan banyak hasil sebagai bahan evaluasi kemampuan fotografi kita.

Slow Speed Fotografi
Slow Speed Fotografi
Dari uraian di atas dapat dirangkum menjadi beberapa point penting untuk Tips Foto kembang api:
1. Penggunaan tripod.
2. Pilih manual mode.
3. fokus manual.
4. matikan flash.
5. Pilihan ISO rendah (100 atau 200).
6. Aperture pada nilai f/8 ke atas.
7. Gunakan slow speed atau bulb untuk kecepatan lebih lama dari 30 detik.
8. Gunakan lensa wide (tidak harus)
9. Momotret sebanyak mungkin.

Cara memotret kembang api dengan hasil yang baik tentunya menjadi kepuasan tersendiri. Jangan sia-siakan jika ada kesempatan dan asah terus kemampuan fotografi anda. Selamat mencoba dan terus berkarya.

Tiga Dasar Exposure

Memiliki kamera DSLR baru sungguh menyenangkan bagi pecinta fotografi pemula, mulai hunting sana-sini, apa saja yang dijumpai inginnya langsung diabadikan, sampai-sampai dengan tidak sadar memory 16GB penuh. Namun beberapa bulan kemudian mulai merasa jenuh juga dengan hasil foto yang tampak biasa-biasa saja, tak ada yang istimewa, tanpa sentuhan kreatifitas. Kenapa bisa begitu, karena ternyata selama ini mode auto jadi andalan. Banyak pertanyaan yang muncul dikepala, kenapa juga harus membeli kamera DSLR yang cukup mahal, padahal dengan kamera digital pocket yang harganya relatif murahpun kita sudah dapat mengabadikan setiap momen dengan pencahayaan yang pas....???

Tanda tanya makin banyak muncul di kepala setelah melihat banyak hasil foto dari situs-situs foto sharing yang penuh dengan kreatifitas dan kesan yang dalam dan sesuai dengan keinginan. Setelah mencari-cari info, akhirnya ketemu juga jawabannya....
Ternyata dengan mode auto kita membiarkan diri dikendalikan oleh kecanggihan kamera yang bisa menentukan sendiri settingan yang pas untuk berbagai kondisi pencahayaan. Semangat baru muncul lagi, saatnya kita yang mengendalikan kamera dengan berbagai settingan yang disediakan dengan mode manual sehingga hasil foto akan sesuai dengan keinginan.
Kembang Api

Lalu apa saja settingan dasar yang wajib diketahui fotografer pemula?

Ada tiga settingan dasar exposure yang wajib diketahui dalam fotografi, yaitu Shutter Speed, Diafragma/Aperture, dan ISO. Dengan memahami tiga dasar exposure atau segitiga exposure, diharapkan foto yang dihasilkan pas, artinya tidak over exposure (foto terlalu terang) atau under exposure (foto terlalu gelap) dan tentunya sesuai dengan keinginan dan ide kreatifitas kita.

Berikut penjelasan tentang tiga dasar exposure:

1. Shutter Speed (Kecepatan Rana)

Di dalam body kamera di depan bidang film (untuk kamera film) atau di depan sensor gambar terdapat shutter/rana yang bisa membuka dan menutup dengan selang waktu tertentu. Lamanya waktu yang dibutuhkan shutter dari posisi tertutup kemudian terbuka sampai tertutup lagi disebut dengan Shutter Speed. Pada saat shutter terbuka, maka cahaya yang masuk melalui lensa akan mengenai bidang film atau sensor gambar yang kemudian merekamnya. Shutter speed dinyatakan dalam satuan detik, misalnya kita setting shutter speed pada angka 1/80 yang artinya shutter akan membuka lalu menutup kembali selama 1/80 detik. Pengaturan shutter speed bisa sangat cepat (misal: 1/1000 detik), sedang (1/80 detik), dan sangat lambat (30 detik).
Pengaturan cepat atau lambatnya shutter speed tergantung pada kondisi pencahayaan saat pemotretan atau untuk tujuan mendapatkan efek-efek tertentu pada hasil foto.

Beberapa hal yang perlu pahami dalam pengaturan shutter speed:
- Semakin cepat shutter semakin sedikit cahaya yang terekam sensor gambar, sehingga hasil foto akan lebih gelap.
- Semakin lambat shutter semakin banyak cahaya yang terekam sensor gambar, sehingga hasil foto akan lebih terang.
- Shutter cepat memberikan efek freeze atau membekukan gerakan.
- Shutter lambat bisa memberikan efek motion (kesan gerak), dan bila terlalu lambat akan mengakibatkan hasil foto kabur/blur dan tingkat ketajaman menurun.

2. Diafragma/Aperture

Di dalam lensa kamera terdapat suatu elemen yang tersusun atas lempengan logam tipis yang membentuk satu lubang yang dapat diatur besar kecilnya. Lubang tersebut yang dinamakan diafragma.
Diafragma pada lensa dilambangkan dengan huruf f yang diikuti dengan angka sebagai nilai besarnya bukaan diafragma, contohnya:

f/1, f/1.4, f/2.8, f/3.5, f/5.6, f/8, dst.

Besar kecilnya angka diafragma berbanding terbalik dengan besar kecilnya bukaan diafragma, artinya semakin besar angka diafragma semakin kecil bukaan diafragma, sebaliknya semakin kecil angka diafragma semakin besar bukaan diafragma. Dengan mengatur besar kecilnya lubang bukaan diafragma berarti kita mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk melewati lensa.
Sebagai contoh, saat kita memotret subyek outdoor di siang hari dengan kondisi cahaya yang terang maka bukaan diafragma harus kecil dengan pengaturan angka diafragma besar sehingga cahaya yang masuk tidak berlebihan agar hasil foto tidak over exposure.

Beberapa hal yang perlu pahami dalam pengaturan bukaan diafragma:
- Semakin besar bukaan diafragma semakin banyak cahaya yang masuk, sehingga hasil foto akan lebih terang.
- Semakin kecil bukaan diafragma semakin sedikit cahaya yang masuk, sehingga hasil foto akan lebih gelap.
- Bukaan diafragma yang besar berakibat mempersempit ruang tajam (Depth of Field/DoF), sehingga subyek yang berada pada titik fokus akan tajam sedang latar belakang akan menjadi kabur atau blur.
- Bukaan diafragma kecil akan membuat memperlebar ruang tajam, sehingga ketajaman lebih merata.

3. ISO

ISO (International Standart Organization) adalah satuan untuk tingkat sensitifitas/kepekaan sensor gambar terhadap cahaya, dahulu disebut dengan ASA. Tingkat kepekaan sensor gambar tergantung pada besar kecilnya nilai ISO. Semakin tinggi nilai ISO maka semakin tinggi sensitifitas sensor gambar terhadap cahaya, yang artinya semakin cepat sensor gambar merekam subyek foto.

Beberapa hal yang perlu pahami dalam pengaturan nilai ISO:
- Semakin tinggi ISO semakin peka sensor gambar terhadap cahaya, sehingga hasil foto akan lebih terang.
- Semakin rendah ISO semakin kurang peka sensor gambar terhadap cahaya, sehingga hasil foto lebih gelap.
- Nilai ISO tinggi mengakibatkan efek noise berupa bintik-bintik yang mengganggu ketajaman pada hasil foto.

Setelah memahami tiga dasar exposure di atas tentunya kita berharap untuk bisa menghasilkan foto yang lebih baik dari sebelumnya. Bahkan mungkin sobat mulai ingin mencoba untuk memunculkan efek-efek tertentu dari foto yang akan dibuat, misalnya: membuat foto di siang hari agar tampak seperti sore hari, membekukan cipratan air, membuat aliran air seperti kapas, dll.
Tentunya untuk menguasai ketiga dasar exposure dan keterkaitan antara satu dengan yang lain perlu banyak berlatih sehingga lama-lama kita akan semakin mahir untuk dapat mengatur kamera dengan tepat sesuai dengan kondisi subyek dan menghasilkan foto yang sesuai dengan keinginan.

Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)

Selamat mencoba...
Salam Jepret....

Memahami Rule Of Thirds Dalam Fotografi

Dalam bidang visual termasuk juga fotografi, ada dua jenis komposisi yang wajib diketahui yaitu: komposisi statis dan komposisi dinamis. Komposisi statis adalah meletakkan subyek di tengah bidang, sedangkan komposisi dinamis adalah dengan meletakkan subyek cenderung agak ke pinggir dari bidang.

"Rule of Third" atau aturan sepertiga merupakan satu aturan klasik mengenai komposisi, yaitu dengan membagi bidang horisontal dan bidang vertikal menjadi 3 bagian dengan cara menempatkan dua garis pada bidang horisontal dan vertikal sehingga menghasilkan 9 bagian. Dari situ akan didapatkan 4 buah titik pertemuan antara garis vertikal dan horisontal yang disebut dengan Potongan Kencana (Golden Section). Aturan komposisi ini ternyata sudah sejak lama diterapkan oleh pelukis-pelukis Eropa pada abad pertengahan.


Sebagai contoh saat kita mengambil gambar landscape, penempatan garis batas cakrawala merupakan sesuatu yang sangat penting. Garis cakrawala yang diletakkan di tengah akan membagi bidang gambar menjadi dua bagian yang sama besar/simetris, sehingga selain terasa statis juga tidak mengajak penonton untuk merasakan kesan tertentu.
Dengan "rule of third", misalnya subyek gambar adalah pemandangan laut dengan menempatkan garis cakrawala pada 1/3 bagian atas dari bidang gambar, di sini jelas fotografer ingin bercerita tentang perahu-perahu nelayan, ketenangan laut, kedahsyatan gelombang dan sebagainya tergantung situasi saat itu. Peran langit yang merupakan bagian kecil dari gambar menjadi pelengkap yang mendukung suasana dalam gambar.
Sebaliknya jika kita menempatkan garis cakrawala pada bagian bawah bidang gambar, langitlah  yang menjadi subyek, kita bisa menonjolkan keindahan langit senja atau birunya langit yang menguasai lautan.

Dimana kita menempatkan garis cakrawala tentunya ada alasan untuk menonjolkan sesuatu sehingga dapat menciptakan foto yang mengesankan. Kita juga harus mempertimbangkan apakah ada sesuatu yang mengganggu, misalnya langit yang begitu terang dan kosong dijadikan subyek gambar.

Namun "Rule of third" bukanlah aturan baku, hanya sebagai panduan saja. Penerapannya tidak harus benar-benar akurat menempatkan "Point of Interest" tepat pada "Golden Section" sehingga akan membatasi kreatifitas. Komposisi adalah rasa, sehingga tidak ada aturan yang boleh membatasi.

Mencari Pilihan Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Lensa Kamera DSLR dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)
Mencari Pilihan Kamera Digital dengan Harga Termurah (Beli/Klik di sini)

Sedikit paparan ini semoga bermanfaat....
Salam Jepret...